Sepeda. Siapa yang tidak kenal dengan sepeda? Beroda dua dengan setang dan saddle sebagai tempat duduk, serta sepasang pedal untuk mengayuh. Sepeda tidak hanya sebagai sarana olahraga atau media transportasi ringan semata, sepeda dengan berbagai bentuk dan fungsi kekiniannya menjadi trend bahkan bagian dari fashion.
Sepeda lipat menjadi alat transportasi portable yang bisa ditenteng dan masuk ke dalam kereta atau bus umum, kemudian ikut masuk ke dalam lift dan akhirnya terparkir di cubicle kantor. Dengan ukuran ban antara 20” atau 16” plus body ringan semacam aluminium, membuat seli (sepeda lipat – red) menjadi favorit para yuppies.
Sementara bagi yang suka fashion, atau setidaknya peduli dengan gaya, pilihan jatuh pada fixed gear. Fixed gear yang juga sering disebut fixie, menjadi bahan perbincangan akhir-akhir ini, selain kebiasaannya yang hadir dengan aneka warna, tubuhnya pun terbilang ringan. Bukan karena bahannya yang aluminium atau chromolly seperti jenis sepeda lain, tapi memang jenis sepeda fixie sangat minimalis, tanpa aksesori yang tidak perlu, jadi jangan heran bila Anda melihat sepeda fixie yang tanpa rem. Konsep minimalis yang ‘sadar gaya’ ini menjadi pilihan banyak orang. Asyiknya lagi, sepeda ini customize, sangat bisa dibentuk berdasar budget atau kepribadian si empunya.
Saya sendiri, menganggap sepeda saya sebagai istri kedua. Setiap saya pulang ke rumah, yang pertama kali saya temui adalah istri dan anak saya, baru selanjutnya saya akan menemui sepeda saya. Mungkin benar apa kata banyak orang bahwa ‘boys will be boys’, sampai kapanpun lelaki akan tetap memiliki ‘mainan’ sebagai penyaluran hobi. Yang saya suka dari sepeda, selain mudah perawatan dan sangat bisa customize meski dengan pengetahuan teknis yang terbatas, juga fleksibilitasnya. Sepeda dengan mudahnya bisa masuk ke dalam rumah, bahkan kamar. Sepeda bagi sebagian kawan saya yang lain bahkan sudah seperti gadget, can’t live without it!
Jika dilihat dari perkembangan sepeda selama 5-6 tahun terakhir, para pengguna sepeda pun semakin meningkat. Kita bisa dengan mudah bengkel-bengkel sepeda berkualitas, munculnya majalah-majalah sepeda sebagai referensi, dan toko-toko yang menjual sepeda, baik yang offline maupun yang online. Orang-orang makin menyadari arti penting sepeda, bahwa sepeda itu baik dan bagus untuk hidup kita, banyak manfaatnya. Saya yakin, ini tidak hanya sebatas trend, namun akan terus booming. Saya juga sangat senang ketika mendengar maraknya seruan dibuatnya jalur sepeda di Jakarta. Semoga terwujud! [hp]