ShoutMix chat widget

Kamis, September 29, 2011

Tragis! Peraih Emas Balap Sepeda Ini Jadi Penarik Becak


Tragis! Peraih Emas Balap Sepeda Ini Jadi Penarik Becak
| Aloysius Gonsaga Angi Ebo
Rabu, 31 Agustus 2011 | 18:11 PM

KOMPAS.com — Dipuja ketika masih berjaya, ditelantarkan saat sudah tidak berdaya. Barangkali itulah gambaran nasib sebagian mantan atlet nasional yang pernah mengharumkan nama bangsa dan negara saat ini.
Cerita sedih dan memilukan itu juga menimpa salah satu atlet balap sepeda nasional asal Surabaya, Jawa Timur, bernama Suharto. Dia kini berprofesi sebagai penarik (tukang) becak.
Siapa sangka, mantan pebalap yang kini berusia 59 tahun itu pernah merebut medali emas pada SEA Games 1979 di Malaysia untuk nomor "Team Time Trial" jarak 100 kilometer. Bersama tiga rekannya saat itu, yakni Sutiono, Munawar Saleh, dan Dasrizal, tim balap sepeda Indonesia mampu mempecundangi pesaingnya dari Malaysia dan Thailand untuk merebut medali emas.
Dua tahun sebelumnya, di SEA Games 1977 yang berlangsung di Thailand, Suharto menyumbangkan dua medali perak untuk kontingen "Merah Putih" dari nomor jalan raya beregu dan perorangan.
"Saat itu, tim balap sepeda Indonesia tampil cukup solid sehingga bisa merebut medali emas," kata Suharto saat ditemui Antara di tempat kosnya di Jalan Kebon Dalem VII, Surabaya, Selasa (30/8/11).
Ia menceritakan bahwa kekuatan balap sepeda Indonesia pada era 1970-1980-an cukup disegani di kawasan Asia Tenggara.
Kenangan menjadi juara SEA Games tidak pernah dilupakan Suharto. Di kamar kos yang hanya berukuran 2 x 3 meter, Suharto menyimpan rapi seluruh medali dan piagam penghargaan yang pernah diperoleh dari berbagai ajang balapan nasional dan internasional.
Bapak tiga orang anak itu juga mengumpulkan kliping berita dari berbagai media cetak yang memuat keberhasilan tim balap Indonesia, termasuk juga foto bersama Presiden RI Soeharto.
"Semuanya masih saya simpan dan sekali waktu kalau kangen, saya buka lagi kliping-kliping itu," ujar pria kelahiran Surabaya pada 18 Februari 1952 itu.
Suharto menuturkan, ketika berhasil merebut medali di ajang SEA Games, dia dan teman-temannya tidak pernah memperoleh bonus uang dari pemerintah, seperti yang diterima atlet-atlet nasional saat ini.
"Kami hanya mendapatkan semacam piagam penghargaan yang diserahkan Gubernur Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Waktu itu cuma diajak makan-makan, tidak diberi uang saku," tambahnya.
Perkenalan pada cabang olahraga balap sepeda memang tidak disengaja. Saat itu di awal tahun 1970-an, Suharto memulai latihan dengan menggunakan sepeda "pancal" milik ayahnya yang dimodifikasi menjadi sepeda balap.
Kendati tidak mendapatkan izin dari ayahnya, Suharto nekat mengikuti lomba balap sepeda tingkat lokal Piala Wali Kota Surabaya dan tampil sebagai juara. Setelah itu, Suharto yang seangkatan dengan mantan pebalap nasional Sutarwi dan Sapari (keduanya dari Jatim) itu, bergabung dengan klub balap sepeda Porseni Korpri Surabaya dan mengikuti beberapa balapan level nasional.
"Saya dipanggil bergabung di tim nasional setelah mengalahkan pebalap nasional pada kejuaraan di Jawa Barat sekitar tahun 1975. Kemudian saya masuk tim SEA Games 1977," tuturnya.
Bersama sejumlah pebalap nasional, Suharto mendapatkan kesempatan dari Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) mengikuti pemusatan latihan di Swiss selama beberapa bulan. Setelah hanya merebut medali perak pada 1977, dua tahun berselang, Suharto akhirnya mampu mempersembahkan medali emas untuk Indonesia.
"Saya memutuskan berhenti dari balapan pada tahun 1981, karena tuntutan ekonomi. Apalagi, saat itu juga tidak ada janji apa-apa dari pemerintah untuk diberikan pekerjaan," katanya.
Kerja serabutan
Setelah memutuskan gantung sepeda, nasib Suharto menjadi tidak menentu. Untuk menyambung hidup, ia terpaksa bekerja serabutan. Menjadi kernet angkutan kota, membantu tetangganya berjualan ayam kampung atau berjualan alat pendingin ruangan (AC) bekas, pernah dia jalani sebelum akhirnya menjadi tukang becak hingga sekarang.
Bersama istrinya, ia hidup sangat sederhana dan berpindah-pindah tempat kos. Sebelum menyewa kamar kos di kawasan Kebon Dalem VII yang sudah ditempati lebih dari 15 tahun, Suharto pernah kos di kawasan Sukodono, Surabaya.
Sehari-hari dia kini menjadi penarik becak di sekitar kawasan wisata religi Makam Sunan Ampel yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
"Uang dari hasil menarik becak hanya cukup untuk makan keluarga. Kalau ada sisanya kami tabung untuk bayar sewa kamar kos," ujarnya.
Namun, hampir tiga bulan terakhir dia harus istirahat dari rutinitas menarik becak, karena penyakit hernia yang dideritanya sejak dua tahun lalu. Karena merasa tidak tahan dengan sakit yang terus menderanya, Suharto memberanikan diri datang ke kantor KONI Jatim pada sekitar Mei 2011 untuk meminta bantuan.
Ketua Harian KONI Jatim, Dhimam Abror Djuraid, sangat terkejut dan trenyuh mengetahui kondisi mantan atlet balap sepeda nasional itu. Apalagi, saat datang ke kantor KONI Jatim, bagian perut Suharto diikat dengan bekas ban dalam sepeda sebagai penahan rasa nyeri akibat penyakit hernianya.
"Saya dibantu Pak Abror untuk menjalani operasi pengangkatan hernia. Sekarang kadang-kadang masih terasa sakit dan belum boleh bekerja berat dulu," kata Suharto.
Abror mengatakan, pihaknya akan berupaya membantu Suharto untuk mendapatkan penghargaan dari pemerintah, karena pernah memiliki prestasi internasional.
"Pak Harto ini layak mendapatkan penghargaan dari pemerintah. Dia pernah menjadi juara SEA Games, tapi sekarang hidupnya memprihatinkan," ujarnya.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memiliki program pemberian hadiah rumah kepada mantan-mantan atlet nasional yang pernah mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia di pentas internasional.
"Saya tidak pernah baca koran, jadi tidak tahu kalau ada program rumah gratis bagi mantan atlet nasional dari pemerintah," tambah Suharto.
Kendati sudah 30 tahun pensiun dari balap sepeda, Suharto masih memiliki niatan untuk kembali menekuni olahraga yang pernah membesarkan namanya itu.
"Kalau ada kesempatan dan modal, saya pingin menjadi pelatih. Jelek-jelek begini, saya pernah mengikuti pelatihan di luar negeri loh," kata Suharto menutup pembicaraan. (Didik Kusbiantoro)

Saat lebaran lalu Ippe Cyclonesia sempat bertemu beliau loh dan pada puncak peringatan HAORNAS pemerintah memberikan penghargaan bantuan rumah kepada beliau semoga bantuan tersebut dapat bermanfaat bagi Pak Harto dan di masa yang akan datang tidak ada lagi atlet-atlet yang telah berjasa kepada negara berakhir tragis disaat tuanya.


Pak Suharto dengan Ippe 'Cyclonesia'

Mafia Riders 1st Anniversary



Happy 1st Anniversary teman-teman MAFIA di Makassar semoga semakin kompak dan sukses untuk setiap acaranya. Keep pedaling and stay fixed! ditunggu undangan makan-makannya nih..hahaha

VeloVriday Rides Again


VeloVriday adalah event yang diadakan oleh Junko & SuxMyCog, event 3 bulanan ini dipersembahkan untuk para rider Jakarta sebagai alternatif hangout.  VeloVriday kali ini adalah yang ke 4 kalinya diadakan. so buat yang masih bingung menghabiskan jumat malamnya silahkan mampir dan selamat bersenang-senang.

Senin, September 26, 2011

Buku FIXIE by ceritasepeda.com




ceritasepeda.com : Saat mampir ke sebuah toko buku, saya menemukan ada sebuah buku tentang sepeda yang baru terbit. Buku yang diterbitkan oleh penerbit Second Hope bulan Juli lalu ini berjudul “Fixie”. Seperti terlihat dari judulnya buku ini adalah buku tentang sepeda Fixie dan seluk beluk sepeda yang sedang ngetrend di kalangan anak muda itu.
Buku yang ditulis oleh Raditya Daniswara ini cukup tipis, hanya sekitar 70an halaman. Dipadu dengan cover yang menarik dan harga yang murah, sekitar Rp23ribu, maka buku ini memancing penggemar sepeda, seperti saya, untuk membawanya pulang.
Tak butuh lama saya menuntaskan membaca buku ini. Hanya sekitar sejam buku itu habis terbaca. Ini bukan Cuma karena tipis, juga karena banyak informasi di buku tersebut yang merupakan informasi umum yang biasa kita jumpai di mana-mana. Informasinya secara umum kurang detail dan Cuma permukaan.
Kesan yang timbul setelah membaca buku ini adalah: kurang serius. Sistematika penulisannya kurang bagus. Selain itu, buku ini juga tidak jelas sumbernya. Tidak jelas mana informasi yang dikutip, mana yang copy paste dan mana yang tulisan sendiri. Cuma ada beberapa alamat web yang disebut di bagian belakang buku, tapi tidak jelas informasi yang mana yang dikutip dari web tersebut. Jangan-jangan semuanya.
Sumber gambar yang tidak ada, dan terlihat mengambil di internet membuat buku ini semakin terliat tidak serius. Bahkan ada gambar rem Deore XT yang dijadikan ilustrasi rem sepeda fixie. Padahal rem itu jelas-jelas rem sepeda gunung (MTB) dan bukan rem fixie. Ini menunjukkan penulis agak malas mencari gambar.
Bukan cuma itu, gambar anatomi sepeda juga tidak pas. Di buku itu anatomi sepeda yang ditampilkan adalah anatomi sepeda balap atau roadbike. Gambar ini banyak di internet. Seharusnya penulis membuat sendiri anatomi sepeda fixie dengan gambar sepeda fixie plus penjelasannya. Karena meski rangkanya sama, namun anatomi sepeda fixie dan balap sangat beda.
Info mengenai sepeda fixie tergolong masih minim di buku tersebut. Tambahan mengenai sejarah sepeda juga tidak banyak membantu. Padahal banyak hal yang bisa dikupas. Selain sepeda, misalnya bisa mengupas habis komunitas fixie yang ada di Jakarta atau Indonesia. Ini tentu butuh kerja keras wawancara dan bukan Cuma copas.
Intinya buku ini hanya menyajikan secuil informasi fixie. Bagi yang awam mengenai sepeda, juga awam soal fixie, buku ini bisa membantu. Karena sekecil apapun informasinya bisa menjadi dasar. Ada juga tips-tips merakit, mencat, dan membeli part fixie.  Namun bagi yang biasa berselancar di internet, membaca forum sepeda atau website sepeda, informasi di buku itu terlihat biasa saja. Banyak yang serupa tapi tak sama. Buku ini semacam rangkuman kecil informasi soal sepeda fixie yang biasa tersaji di dunia maya.
Bagaimanapun usaha penulis untuk menghadirkan buku yang berisi informasi mengenai sepeda fixie layak diapresiasi. Mungkin jika ada waktu penulis bisa merevisi dan memperbaiki buku tersebut agar lebih bermutu dan bermanfaat bagi para penggemar sepeda, khususnya sepeda fixie.(dian) 


Via : http://ceritasepeda.com

Dua hari yang lalu seorang teman melihat buku ini di sebuah toko buku besar di Jakarta dan kemudian menampilkan beberapa gambar didalamnya melalui twitter yaitu foto Rifu dan Fitra saat melakukan trackstand. dan ternyata di dalam buku tersebut mengcopy isi dan foto dari blog writebike tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada pihak kami. 
Bahkan Jurnal ilmiah pun HARUS nyantumin sumber kutipan. penulis ga beretika nih komen Rangga panji menanggapi kasus yang menimpa writebike.
di writebike terdapat tulisan copyright 2011 writebike yang artinya segala kontennya adalah milik writebike komen Galihleo. jadi bagaimana menurut anda?

For Sale : Fullbike Surly Steamroller Galihleo




Spek:
Frame      : Surly Steamroller size 49 (S) 4130 Double butted chromo w/ Headset Ritcheycomp + Fork Surly.
Wheelset : Rigida DP 2000 rim w/ Novatec Hub (fixed 17t, freewheel 18t) rear, Shimano Tiagra front
Tire          : Kenda Hybrid 700c x 38
Crankset  : Shimano Exage 46t + Shimano UN25 BB
Chain       : United
Pedal       : wellgo + toeclip
Seatpost, Stem, Handlebar: United
Saddle: Specialized Evolution (made by Selle Italy)
Brake: Tektro R350 + BMX lever

Nett: 5,5 Juta

Info Lebih lanjut bisa di klik disini

Minggu, September 25, 2011

Bandit at (anjungan) Bali











Kamis, September 22, 2011

FreeRideShop Street Jam 2011

#RABOORABOO 22/09/11 'Menteng On Fire'

Tadi Malam kebakaran terjadi tidak jauh dari taman menteng tempat kami biasa berkumpul. Kebakaran terjadi sekitar pukul 10.00 malam dan sampai jam 12 para pemadam masih berusaha memadamkan api yang melahap bangunan HERO







B2W Day 2011 'Kegiatan dan Susunan Acara

Sebagai komunitas sepeda terbesar di Indonesia bike to work atau yang lebih akrab dengan B2W mengadakan serangkaian acara menyambut HUT ke-6 nya.


Acara yang mengusung tema Safety, Charity, Community antara lain mengadakan acara
1. Lomba Poster "Safety Riding"
2. 1000 Sepeda Untuk Sekolah
3. Games Community Activity


Selain itu akan diadakan pula Acara Bersepeda untuk Negeri pada tanggal 23 & 25 September 2011 serentak di 100 kota di Indonesia dari Sabang sampai Merauke



berikut susunan acara Bike To Work Day 2011 yang akan diselenggarakan pada hari Jum'at 23 September 2011 dan Minggu 25 September 2011 di Jakarta

Jumat pagi tgl 23 September 2011
Acara :                 

Pk. 06.00 : Registrasi di Monumen Nasional (pembagian tshirt B2W Day 2011 untuk 500 pendatang pertama)
Pk. 07.00 : Bersepeda pagi dari Monumen Nasional menuju Kantor KeMenpora Senayan

                 Route: Monas - depan Balai Kota - Bundaran BI - Thamrin - Bundaran HI - Sudirman - naik Bundaran Semanggi - Gatot Subroto - Gerbang Pemuda - Kantor KeMenpora
Pk. 08.00 : Sarapan pagi sederhana
Pk. 08.30 : Selesai

Jumat malam tgl 23 September 2011
Acara di kantor KeMenpora Senayan   :

Pk. 19.00 : Nite Ride, Start di Kantor KeMenpora, Senayan

                 Route: Kantor KeMenpora - Gatot Subroto - Sudirman - Thamrin - Bundaran HI - Bundaran Indosat - Thamrin - Bundaran HI - Sudirman - Naik Bundaran Semanggi - Gatot Subroto - Gerbang Pemuda - Kantor KeMenpora.
Pk. 20.00 : Finish di Kantor Menpora
Pk. 20.10 : Hiburan
Pk. 22.00 : Selesai


Minggu tgl 25 September 2011
Acara di kantor KeMenpora Senayan    :

Pk. 06.00 : Registrasi Rally Bike B2W Day 2011 (pembagian 500 tshirt bagi pendatang pertama)
Pk. 07.00 : Start Rally Bike
Pk. 09.05 : Hiburan, Bike clinic, bike games, Donor darah (sepanjang acara)
Pk. 12.00 : Istirahat dan makan siang
Pk. 13.00 : Hiburan, BMX Jumping Contest, Fixie Trick Show, Awarding, Doorprize
Pk. 15.00 : Selesai


BAZAAR

Booth untuk Jumat malam tgl 23 September 2011 dan Minggu tgl 25 September 2011 berisikan:

a.      
Komunitas Sepeda
b.      
Toko-toko/Bengkel Sepeda
c.      
Makanan & Minuman
d.      
Toko-toko/Merchant lainnya 



Untuk Info Bike to Work Day 2011 dan Jadwal acara kota lainnya Silahkan Cek www.b2w-indonesia.or.id


Rabu, September 21, 2011

Team Kagero : Ippe "Cyclonesia"



Congratulation IPPE "Cyclonesia" for joining KAGERO team

Ippe ini salah satu pelopor fixed gear di jakarta, masih ingat dalam ingatan sayah ketika kami "Kopdar" di taman menteng. Dia adalah rider yang up to date akan parts fixed gear saat itu. pertama ketaman menteng dia  menggunakan fixed gear hasil konversi dari frame roadbike scott yang memiliki vertikal dropout dan dipecahkannya masalah tersebut dengan menggunakan enocentric  hub dari white industries dan yang paling kalcernya lagi dia menggunakan rims velocity B43. saat yang lain masih berkutat di area konversi, ippe sudah lebih dahulu menggunakan parts fixed gear pabrikan.begitu pula dengan frame, dia adalah orang pertama yang menggunakan KHS dan Cinelli Mash di Jakarta bahkan mungkin di Indonesia. 
"ah kang paling juga buat nampang doang"
Eitss jangan salah, saat yang lain menggunakan parts bagus untuk sekedar style, ippe berbeda dia push penggunaannya sampai semaksimal mungkin. ini terbukti dari Juara 1 race Fixedfest 2010, Juara 1 Alley cats Fixedfest 2011, Juara 1 Underground Criterium Race, dll bahkan terakhir dia melakukan perjalanan Jakarta - Bandung dengan sepedanya.
Selamat Ippe for joining KAGERO team. GO International loh!!